Tuesday, August 30, 2005 |
Douglas MacArthur |
Douglas MacArthur, > whose father was Civil War hero Lieutenant-General> Arthur MacArthur, wrote > this letter to his son, Arthur IV:>> >
Build me a son, O Lord, who will be strong enough to know when he is weak; and brave enough to face himself when he is afraid; one who will be proud and unbending in honest defeat, and humble and gentle in victory.
Build me a son whose wishes will not take the place of deeds; a son who will know Thee -- and that to know himself is thefoundation stone of knowledge.
Lead him, I pray, not in the path of ease and comfort, but under the stress and spur of difficulties and challenge. Here let him learn to stand up in the storm; here let him learn compassion for those who fail. Build me a son whose heart will be clear, whose goal will be high, a son who will master himself before he seeks to master other men, one who will reach into the future,yet never forget the past.
And after all these thing are his, add, I pray, enough of a sense of humor, so that he may always be serious, yet nevertake himself too seriously. Give him humility, so that he may always remember the simplicity of true greatness, the open mind of true wisdom and the meekness of true strength. Then I, his father, will dare to whisper, "I have not lived in vain!" |
baca selengkapnya..
posted by fsusanti @ Tuesday, August 30, 2005 |
|
|
Aku Iri, Sungguh... |
Aku Iri, Sungguh... Pada usia muda yang kau punya Pada tawa ceria yang kau tebar Pada waktu yang tampak selalu berpihak padamu
Aku Iri, Sungguh... pada air matamu yang bisa turun ke pipi saat hati berhadapan dengan Illahi pada langkahmu yang menapaki pasti asa yang ada di langit tinggi
Aku Iri, Sungguh... Pada proses yang mau kau jalani pada cinta yang mau kau bagi pada hatimu yang tak henti mensyukuri
Aku Iri, Sungguh... pada kesungguhanmu pada keteguhanmu pada keyakinanmu pada kepercayaan dirimu
Teman, aku sungguh iri padamu..
=Fitri300805= *IriPadaMerekaYangTahuKemanaSeharusnyaKakiMelangkah* |
baca selengkapnya..
posted by fsusanti @ Tuesday, August 30, 2005 |
|
Thursday, August 11, 2005 |
Pantry |
Lucu juga kalo makan di pantry office-ku. Cukup sering aku makan di sana. Selain karena aku sering bawa makan, aku juga seneng ngobrol sama temen-temen baru. (ya...itungannya barulah, yauw even udah 3 tahun kerja di Omnes). Banyaaaakkkkk banget yang diomongin. Maklum deh perempuan, asal jangan jatuhnya jadi ghibah aja. Jadi aku juga nahan diri supaya gak suka grasa-grusu. Kalo gak perlu diem aja, kalo perlu baru ngomong. Harus hati-hati nih jaga lidah. Takut dituntut di pengadilan akhirat, kalo ngomong gak bener( Ihhh....takut dech!) Pantrynya sih gak gede-gede amat. Tapi lumyan bersih, dan terang. Jadi tempatnya bener-bener buat sosialisasi sambil ngisi perut. Kamu udah tahu kan? Daru dulu aku gak pernah suka makan di tempat makan yang ada di emperan kantor or amigos itu. Selain aku jadi jijik sama makanannya, aku juga gak nafsu karena harus minum dari gelas yang aku gak tahu gimana nyucinya, piring yang entah buat menghidangkan apa, sendok yang entah sudah berapa mulut yang pakai dan juga para pengamen dan pengemis yang datang. Bukan, bukannya aku pelit gak mau ngasih. Tapi rasanya jadi rusuh aja makan gak nyaman gitu. Jadinya, sampe sekarang demi pengiritan dan kesehatan (aku pernah kena gejala typhus yang mengharuskan aku dirawat di rumah sakit selama seminggu!) aku bawa makan dari rumah. Masakan sendiri. Aku tahu cara bersihinnya, aku yang tahu alat masakku gimana bersihnya. Minyak yang kugunakan juga lebih terjamin, dan yang pasti halalan thoyyibban. Halal dan baik. Namun, gak berarti aku gak pernah makan di luar sama sekali. Makan di warung tenda itu juga ada asyiknya. Tapiiii.....perutku gak kuat terhadap makanan luar kalo lebih dari 3 hari. Khan, aku pernah makan diluar terus hampir seminggu. Karena males banget masak, waktunya gak cukup. Ternyata pas hari Sabtu, perutku melilit dan ya udah deh, diare. Begitu ngadu sama mamaku, dia bilang aku tuh bandel. Udah tahu perutku itu paling gak kuat, tapi tetep nekat makan di luar. Jajanan itu memang gak selalu bersih, gak selalu sehat dan gak selalu halal. Namanya juga jualan, ya terserah dia aja makanan itu jadi kayak apa. Yang penting laku, jadi mau cabenya yang busuk, kek, mau mecinnya setoples, kek, mau ikannya yang jelek, ayamnya yang tiren, atau apalah sebutin aja semua, aku gak mau. Perutku gak rela. Untungnya, aku bisa masak. Jadi gak terlalu sulit dan untungnya lagi, suamiku bukan tipe orang yang suka jajan. Dia seneng banget kalo aku masak. Katanya, bener-bener jadi ibu rumah tangga. Ah, ada-ada aja. Anyhow, pantry jadi tempat makan aku sekarang. Udaranya bersih, alat makannya bersih dan airnya juga bersih. Yang mengkhawatirkan hanya banyak yang makan BB di pantry dengan alat makan yang sama dan cara pencucian yang sama. Duh, binun juga. Jadi, aku enaknya gimana, nih? =fitri 11/08/05= |
baca selengkapnya..
posted by fsusanti @ Thursday, August 11, 2005 |
|
|
about me |
|
Yang Baru-baru |
|
Archives |
|
Shout Box |
|
Links |
|
Friendz of Mine |
| |