Thursday, June 28, 2007
BusWay
Kali ini, mari kita bicara busway.
Sekarang ini, waktu tunggu dan waktu tempuh busway semakin molor saja.
Do u know why? Ini semua karena banyaknya orang-orang arogan yang pintar tapi sok tahu, orang-orang yang mengerti tapi tidak peduli dan orang-orang yang tidak mau susah...mereka semua, dengan santainya masuk ke jalur busway yang notabene hanya untuk bus TransJakarta.
Buat mereka, waktu tempuh menjadi lebih cepat, buat pengguna busway macam aku ni, maka waktu tempuh menjadi melambat.
Tadi saja sempet ngobrol bentar dengan petugas yang ada di busway
Saya : "Pak, dari mana mobil pribadi masuk jalur?
Petugas : "Wah, dari pertanian saja, mereka sudah masuk!"
Saya : "Emang ngga ada polisi?"
Petugas : "Tadi pagi sih belom ada, sekarang sudah ada juga sama aja. Sekarang dari Ragunan
sampe Halimun aja 50-an menit"
Saya : "Haaa?????"

Bete ngga tuh? tadi aku naik busway dari Duren Tiga, naik sekitar jam 9:45. Dengan waktu tunggu 10 menit. Bis baru sampai di GOR Sumantri 10:10. Itu artinya, hampir setengah jam. Padahal biasanya (dengan jalur kosong) waktu tempuh ngga ada 15 menit!
Menyebalkan sekali, busway sudah mirip kayak mobil patas saja. Waktu tempuhnya hampir sama. Kalo di patas malah biasanya bisa duduk. Yang ini sudah ngga duduk, ngga bisa tidur2an, bis penuh dan becek (karena hujan). Lengkap deh!
Kalo yang di mobil pribadi, mereka ngga berdiri ( ya iya lah..), mereka ngga keringetan (mobil pasti ber-AC), musik mengalun, ngga desak-desakan macam sarden, waktu tempuh sama dan ngga perlu bete nungguin busway dateng. Sedangkan pengguna busway cuman bisa manyun melihat mereka saling suap-suapan di mobil yang kelihatan banget karena mereka ada di jalur busway. Mobil besar mereka hanya terdiri satu -dua orang saja. Masih banyak ruang yang terbuang. Belum lagi pengguna motor yang kadang2 mengesalkan juga. Kami harus melihat itu semua dari halte tempat kami terpasung. Karena kami ngga mungkin lompat ke bawah, terlalu tinggi, ngga mungkin ninggalin halte karena sudah beli karcis. Tiga ribu lima ratus rupiah adalah jumlah yang lumayan!
Kami rela meninggalkan mobil/motor kami di rumah, karena waktu tempuh busway yang pasti dan terukur. Kami rela menunggu lama dan berdesakan, karena kami tahu berapa lama kami akan menempuh perjalanan, tanpa macet dan tetap berAC. Tetap segar sampai kantor tanpa bau knalpot. Dan tetap bisa tersenyum meski kadang-kadang manyun karena kaki terinjak. Tapi jalur busway yang terpakai akan menghilangkan keunggulan busway itu sendiri. Jika sama saja dengan bis umum tanpa jalur khusus, maka jangan salahkan kami bila kami memakai kembali mobil dan motor kami, yang notabene akan menambah parah kemacetan di Jakarta. Kami rela macet, asal kami tidak dijadikan dendeng di bus umum. Macet asal nyaman masih ngga pa-pa, tapi kalau macet tanpa harapan,ya kami gunakan motor kami. Simple kan?

Jadi, buat para pengambil kebijakan saran saya, clean up the way! Bersihkan kembali jalur seperti Koridor I, yang ngga ada mobil pribadi masuk.
Tambahkan lagi armada, agar waktu tunggu semakin pendek dan jalur yang sudah mahal-mahal dibangun tidak kosong melompong.
Untuk para pengguna mobil pribadi yang masuk jalur, tidak usah ditilang, tapi buat mereka kapok dengan aturan : bahwa mobil apapun dan siapapun yang masuk busway harus mau dijadikan mobil penumpang. Mereka harus mau menaikkan dan menurunkan penumpang di setiap halte busway. Harus ada petugas yang memberhentikan mobil2 itu di tiap halte, dan bukakan pintunya. Lumayan kan? Mengurangi jumlah penumpang busway dan that's all for free!!
Jika mereka tidak mau, maka mereka harus mundur untuk keluar jalur atau diantar sampai ke perempatan terdekat dan lepas mereka ke jalur sebaliknya. Biarkan mereka memutar!! Kita di halte cuma tinggal bilang..."emang enaaaak!!!???"
Saya lebih suka mereka seperti itu daripada mereka ditilang. Kalau ditilang cuma ngasih duit aja kan? Mendingan ngasih duit daripada macet2an.
Maka, seranglah mereka di titik lemah mereka. Yang boleh lewat jalur busway hanya mobil ambulance dan pemadam kebakaran.
Tidak seorang pejabat pun boleh lewat jalur. Ingat Pak-Bu, gaji Anda dari pajak kami, maka Andalah yang harus melayani kami, bukan sebaliknya.

Jika Anda semua setuju dengan saya...maka sampaikan saja ini ke teman2 Anda....!!
posted by fsusanti @ Thursday, June 28, 2007  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 
website metrics
about me
My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

Just an Ordinary Women, who still trying reaching her dreams.

Yang Baru-baru
Archives
Shout Box
Links
Friendz of Mine
Kelas Menulis
  • Kelas Menulis-Hasyim
  • Kelas Menulis-Jonru
  • Kelas Menulis-Anung
  • Kelas Menulis-Awi
  • Kelas Menulis-Hanok/Iyas
  • Kelas Menulis-Leni
  • Kelas Menulis-Lily
  • Kelas Menulis-Maya
  • Kelas Menulis-Meu
  • Kelas Menulis-Ning Harmanto
  • Kelas Menulis-Rina
  • Kelas Menulis-Sya
  • Kelas Menulis-Tati
  • Kelas Menulis-Tina
  • Kelas Menulis-Yuyun
  • THANK YOU FOR VISITING THIS WEBSITE. BE A GOOD MOSLEM WHEREVER and WHENEVER YOU ARE

    Subscribe to PermataCimanggis
    Powered by groups.yahoo.com

    Powered by 

Blogger

    Template by
    Free Blogger Templates
    © SANTI