Tuesday, June 20, 2006
Sindrom Ibu Baru
Aku sedang sedikit menganalisa sebuah peristiwa yang ada di Bandung. Seorang Ibu yang membunuh 3 anak kandungnya sendiri (Astagfirullah!). Peristiwa ini menjadi menarik untuk ditelusuri karena di duga sang Ibu mengalami depresi berat, khawatir dengan masa depan anak-anaknya sendiri. Yang dia yakini dia tak bisa memenuhinya.
Suatu depresi yang muncul seiring dengan kelahiran anak-anak. Tapi para psikolog masih meneliti dan membahas kasus ini. Jadi, kesimpulan akhirnya tetaplah belum final.
Yang jadi konsern aku adalah, mengapa seorang Ibu tega membunuh anak kandungnya sendiri? Apatah lagi, wanita ini ada seorang akhwat yang juga bersuamikan seorang aktivis di mesjid. Dia masih dekat dengan agama, tp mengapakah masih juga terkena depresi seperti ini? Wallahu'alam.
Tapi mari bicara sedikit tentang depresi pasca melahirkan (Postpartum blues)ini, as a mother to be, aku juga mesti aware dan memberikan perhatian jg dengan orang2 di sekitarku khan? Jika dan hanya jika, aku mungkin mengalaminya (semoga tidak!), orang2 sekitarku akan cepat tanggap dan tidak membiarkan aku mengalaminya berlarut-larut.

Jadi, di bawah ini artikel mengenai postpartum blues, semoga bermanfaat.

Postpartum blues. Sebenarnya, dalam ilmu kedokteran, ada suatu kondisi pascamelahirkan yang disebut postpartum blues. Kondisi ini menggambarkan adanya perubahan emosional ibu pascapersalinan. Bukannya rasa bahagia yang ditunjukkan, tapi sebaliknya. Wanita tersebut menjadi depresi dan stres dengan kelahiran putra atau putrinya. "Kondisi ini termasuk penyulit pascapersalinan dalam bentuk emosi," menurut dr Bangun Trapsila SpOG.

Memang, selama ini banyak wanita yang bisa melewati periode pascapersalinan tanpa penyulit yang berarti. Namun, kemungkinan adanya penyulit ini harus tetap diwaspadai. Apalagi, bila selama hamil dan melahirkan ibu mengalami banyak penyulit.

Tanpa disadari banyak perempuan, periode pascapersalinan merupakan periode dengan peningkatan stres fisik dan transisi psikologis. "Akibat kekurangan kalori dan protein ditambah kelelahan yang terjadi selama trimester ketiga kehamilan dan persalinan. Semua itu menumpuk jadi satu lantas di’muntah’kan bersamaan," ungkap dr Bangun Trapsila SpOG.

Belum lagi, pada beberapa kasus, ibu harus dipisahkan sementara waktu dengan bayi yang baru saja dilahirkannya. Akhirnya, ini mempengaruhi proses adaptasi ibu dan bayi. "Maka muncullah penyulit emosi pascapersalinan yang biasa disebut postpartum blues itu," tutur staf medik bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan RSU dr Soetomo itu.

Jadi ibu, jadi depresi. Selama masa pascapersalinan itu, banyak wanita yang mengalami perubahan emosional. Depresi merupakan gambaran utama dari perubahan emosi ini. Derajat perubahan emosi ini pada tiap ibu tak sama. Ada yang hanya mengalami gangguan emosi ringan (blues).

Tapi, adapula yang berat dan sampai mengarah ke suatu kelainan jiwa atau psikosis. Postpartum blues merupakan bentuk depresi yang paling sering terjadi pascapersalinan. "Wanita sering mengalami episode depresi pada saat transisi. Yakni, pada hari pertama sampai ke-14," jelasnya. Umumnya, puncak dari episode ini pada hari kelima pascapersalinan.

Gejala yang tampak jelas adalah wanita tersebut sering merasa ’down’ atau menyerah. Akhirnya, mereka lebih mudah menangis tanpa sebab yang jelas. Selain itu, pada beberapa wanita sering mengeluh mudah lelah dan sulit berkonsentrasi. "Bahkan, ada yang sampai dihinggapi perasaan kehilangan, sedih dan rasa bermusuhan dengan suaminya," tutur Bangun.

Ingin bunuh bayi. Depresi pascapersalinan ini pada beberapa kondisi bisa terjadi lebih hebat. "Pada keadaan neurotic depression, wanita tersebut dapat mengalami perasaan kehilangan dan sedih yang mendalam dan menetap berhari-hari bahkan berminggu-minggu," ungkapnya.

Perasaan sedih tersebut sering disertai rasa cemas, mudah marah, gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. Kadang-kadang timbul rasa bersalah terhadap pasangannya, sehingga menimbulkan ketakutan atau phobia dengan sekitar.

Pada kondisi yang lebih berat lagi, depresi tersebut disertai dengan perasaan tanpa harapan, kosong, tidak berarti dan sendirian. "Pada keadaan ini, sering timbul keinginan untuk bunuh diri dan kadang-kadang, gawatnya, disertai dengan keinginan untuk membunuh bayinya," terang Bangun gamblang.


Suami Berperan Penting

SAYANGNYA, depresi pascapersalinan ini penyebab timbulnya masih belum banyak terungkap. Diduga, terkait dengan perubahan hormonal yang terjadi selama hamil dan bersalin. Pada perempuan tertentu, perubahan hormon ini justru memicu timbulnya depresi. "Sedangkan depresi yang derajatnya berat, selain hormon biasanya juga dipicu gangguan psikologis yang timbul saat hamil," jelas dr Bangun Trapsila SpOG.

Pengaruh adat istiadat, dukungan keluarga yang kurang, dan tidak adanya dukungan suami bisa menjadi salah satu faktor pemicu. Memang, di iklim negara kita, peran keluarga pihak perempuan sangat besar. Sehingga, suami yang notabene ayah baru, kadang-kadang kurang mendapat tempat untuk membantu istrinya.

Hal lain yang ikut berpengaruh adalah pemicu pada saat rawan pascabersalin. Misalnya, pindah rumah, kehilangan pekerjaan, kesulitan finansial dan sebagainya. "Meskipun tampaknya sepele, namun pada masa itu, perubahan begini sangat mempengaruhi psikis ibu," tandasnya. (tha)

Tanda-Tanda Depresi Setelah Melahirkan
Depresi ringan (postpartum blues)
¢ Merasa tak nyaman dan resah.
¢ Sering menangis tanpa sebab yang jelas.
¢ Ada keluhan mudah lelah dan sulit berkonsentrasi.
¢ Dihinggapi perasaan sedih dan memusuhi suami.

Depresi berat (neurotic depression)
¢ Rasa sedih mendalam yang menetap berminggu-minggu.
¢ Disertai rasa cemas, mudah marah.
¢ Pola tidur kacau, nafsu makan terganggu.
¢ Ketakutan (phobia) tanpa alasan.

Depresi sangat berat
¢ Merasa kosong dan tidak berarti.
¢ Timbul keinginan bunuh diri.
¢ Mungkin disertai keinginan membunuh bayinya.

Sumber dari http://www.klikpdpi.com/
posted by fsusanti @ Tuesday, June 20, 2006  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 
website metrics
about me
My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

Just an Ordinary Women, who still trying reaching her dreams.

Yang Baru-baru
Archives
Shout Box
Links
Friendz of Mine
Kelas Menulis
  • Kelas Menulis-Hasyim
  • Kelas Menulis-Jonru
  • Kelas Menulis-Anung
  • Kelas Menulis-Awi
  • Kelas Menulis-Hanok/Iyas
  • Kelas Menulis-Leni
  • Kelas Menulis-Lily
  • Kelas Menulis-Maya
  • Kelas Menulis-Meu
  • Kelas Menulis-Ning Harmanto
  • Kelas Menulis-Rina
  • Kelas Menulis-Sya
  • Kelas Menulis-Tati
  • Kelas Menulis-Tina
  • Kelas Menulis-Yuyun
  • THANK YOU FOR VISITING THIS WEBSITE. BE A GOOD MOSLEM WHEREVER and WHENEVER YOU ARE

    Subscribe to PermataCimanggis
    Powered by groups.yahoo.com

    Powered by 

Blogger

    Template by
    Free Blogger Templates
    © SANTI